Hubungan
Interpersonal
Dalam
suatu interaksi, dapat dimungkinkan munculnya hubungan interpersonal dimana
hubungan antara pihak-pihak yang berinteraksi telah menjadi lebih jauh. Dalam
hubungan interpersonal terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan dalam
mengklasifikasi hubungan interpersonal tersebut. Unsur tersebut meliputi jumlah
individu yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai, jangka waktu hubungan, serta
tingkat kedalaman atau keintiman hubungan.
Hubungan
interpersonal sendiri dibagi kedalam empat model. Model sendiri menurut B.
Aubrey Fisher merupakan analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari
keseluruhan unsur, sifat, atau komponen yang penting dari sebuah fenomena.
Dengan kata lain model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau
menerapkan teori.
A. Model- model Hubungan Interpersonal
a. Model pertukaran sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi
dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran
(akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran
dikurangi biaya).
b. Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara.
Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat.
Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan
(role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role
skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada
kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan
peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu
ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
c. Model permainan (games people play model)
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi
dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah
informasi secara rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
Pada interaksi individu menggunakan
salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan
salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit
dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri
menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).
d. Model Interaksional (interacsional model)
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem
. Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat
model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B. Memulai
Hubungan
1. Pembentukan
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak
yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi
pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis
b) sikap dan pendapat (tentang orang
atau objek)
c) rencana yang akan datang
d) kepribadian; e) perilaku pada
masa lalu
f) orang lain
2. Peneguhan
Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah
bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh
hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban : Keakraban merupakan
pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara
apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
b) kontrol : kesepakatan tentang
siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai
pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus
berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang
dominan.Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak
ada pihak yang mau mengalah.
c)respon yang tepat : ketepatan
respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam
percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan
tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja
berkenaan dengan pesan-pesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika
pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang
bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak
percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita
sudah memberikan respon yang tidak tepat.
d) nada emosional yang tepat : dapat
memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika
komunikasi sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara
dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak
akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau
mengubah suasana emosi.
3. Pemutusan
Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang
berjudul Conflict Among Humans, setidaknya ada lima sumber konflik
yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a.Kompetisi
Dimana salah satu pihak berusaha
memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan
kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
b. Dominasi
Dimana salah satu pihak berusaha
mengendalikan pihak lain sehingga orang tersebutmerasakan hak-haknya dilanggar.
c. Kegagalan
Dimana masing-masing berusaha
menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d. Provokasi
Dimana salah satu pihak
terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e. Perbedaan nilai
Dimana kedua pihak tidak sepakat
tentang nilai-nilai yang
mereka anut. (Hubungan
Interpersonal)
C.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Menurut
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan
emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain,
keinginan untuk memperlihatkan pribadimmasing-masing yang terkadang lebih
bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku
penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannyaterhadap orang
lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu
hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy)
sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung
jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga
memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu
pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan
pertemanan (Prager & Buhrmester).
Untuk
menjalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy Cinta interpersonal
membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment.
Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus.
Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini
adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan
atau pertemanan (Liking/Friendship). Proses pendekatan itu proses dimana
kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang
merupakan wujud awal cinta. Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi,
maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang
menyeluruh (Consummate Love).
Namun,
keadaan yang penuh cinta yang menyeluruh ini bisa berlangsung selamanya dan
bisa juga tidak. Kenapa? Semua bergantung pada proses memelihara tiga hal
tersebut yang dipenuhi berbagai rasa, mulai dari sedih, gembira, puas, kecewa,
rindu bahkan bosan. Ketika Intimacy yang hilang, maka yang
terjadi adalah cinta absurd (Fatuous Love). Apa itu fatuos love /cinta
absurd ? Cinta absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment. seperti
mempertahankan pernikahan atau berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan
motivasi dari luar lainnya. Hanya saja, ada motivasi pada
ketertarikan pribadi dan fisik, dan Comitment yang tidak
bertujuan menjaga hubungan, tapi lebih bertujuan mengejar materi atau
kekuasaan. Cinta ini menjadi absurd karena hal yang paling awal
tidak ada lagi. Hilangnya Intimacyterjadi, juga karena
respon yang tidak tepat terhadap rasa yang menyertai sebuah hubungan, seperti
sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.
D. Intimasi dan Pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan
intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan
kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa
suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang
didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Factor-factor yang
menumbuhkan hubungan interpersonal uang baik berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan
sikap percaya pada diri orang lain.
Kejujuran, factor ketiga yang
menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam
komunikasi.amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal
yang efektif.Teori-teori tentang efek komunikasi yang oleh para pakar
komunikasi tahun 1970-an dinamakan pulahypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan
bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif
atau tidak tahu apa-apa. Teori peluru yang dikemukakan Wilbur Schramm pada
tahun 1950-an ini kemudian dicabut pada tahun 1970-an dan meminta kepada para pendukungnya yang menganggap teori ini tidak
ada. Sebab khalayak yang menjadi sasaran media ini ternyata tidak pasif.
Kemudian muncul teori model atau model efek terbatas, Hovland mengatakan bahwa
pesan komunikan efectif dalam menyebarkan informasi, bukan dalam mengubah
perilaku. Penelitian Cooper dan Jahoda pun menunjukan bahwa persepsi selektif
dapat mengurangi efektifitas sebuah pesan.Contoh : seorang gadis berjalan
lenggak-lenggok seperti pragawati dan banyak pria terpana padanya sampai-sampai
tak berkedip, itu merupakan pola S – R. Proses ini merupakan bentuk pertukaran
informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi
(communication act). Model S – R mengasumsikan bahwa perilaku individu karena
kekuatan stimulus yang dating dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan
sikap yang dimiliki.
Refrensi :
Nasution, Noehi dkk.
1992. Psikologi pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Payitno, Elida. 1991. Psikologi
perkembangan. Jakarta: Depdikbud.
Wirawan, Sarlito S. 2002. Individu dan
teori-teori psikologi social. Jakarta: Balai Pustaka
Aronson ,Elliot .(2005).social
psychology .upper saddle river :person prentice hall
Hall, S Calvin., Lindzey
, Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika,
yogyakarta:kanisius
No comments:
Post a Comment