YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Tuesday, June 25, 2013

Tugas Rangkuman (tulisan 4)

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal

a.             Pengertian dan Konsep Penyesuaian Diri

            Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembangnya proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Apakah Penyesuaian diri itu? 

            Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut  dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.

      Dalam kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu  yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.

b.            Pengertian Pertumbuhan Personal  

            Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
            Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

            Setiap individu memiliki naluri yang secara tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal yang berada disekitarnya apakah  hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam  masyarakat yang memiliki suatu  norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang tidak disiplin yang dalam menerapkan aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang tidak disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang cuek maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang cuek.

Hubungan Interpersonal

Dalam suatu interaksi, dapat dimungkinkan munculnya hubungan interpersonal dimana hubungan antara pihak-pihak yang berinteraksi telah menjadi lebih jauh. Dalam hubungan interpersonal terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi hubungan interpersonal tersebut. Unsur tersebut meliputi jumlah individu yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai, jangka waktu hubungan, serta tingkat kedalaman atau keintiman hubungan.

Hubungan interpersonal sendiri dibagi kedalam empat model. Model sendiri menurut B. Aubrey Fisher merupakan analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau komponen yang penting dari sebuah fenomena. Dengan kata lain model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.


A. Model- model Hubungan Interpersonal
a. Model pertukaran sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).

b. Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.

c. Model permainan (games people play model)

Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).

d. Model Interaksional (interacsional model)
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

B. Memulai Hubungan

1. Pembentukan

Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori

2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan.

3. Pemutusan Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul  Conflict Among Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan

C. Intimasi dan Hubungan Pribadi

Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadimmasing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannyaterhadap orang lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester).

Untuk menjalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: IntimacyPassion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship). Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta. Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love).

D. Intimasi dan Pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Factor-factor yang menumbuhkan hubungan interpersonal uang baik berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain.
Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi.amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.Teori-teori tentang efek komunikasi yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pulahypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori peluru yang dikemukakan Wilbur Schramm pada tahun 1950-an ini kemudian dicabut pada tahun 1970-an dan meminta kepada para pendukungnya yang menganggap teori ini tidak ada.

Cinta dan Perkawinan

            Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, memiliki, memenuhi dan melengkapi. Ada tiga elemen yang menentukan “pola” hubungan cinta sepasang manusia menurut Sternberg, yaitu :
·     Intimacy, merupakan elemen emosional yang meliputi keterbukaan, kehangatan, dan rasa saling percaya. Passion, merupakan elemen motivasi yang meliputi ketertarikan fisik seksual. 
·  Commitment, merupakan elemen pemikiran yang membuat seseorang memutuskan untuk mencintai dan hidup bersama dengan orang yang dicintainya. Hubungan cinta dengan absennya commitment hanya akan menjadi sebuah romantic love atau cinta romantis. Cinta seperti ini hanya dilandasi ketertarikan fisik dan kebutuhan emosional satu sama lain. Bila sampai beberapa lama commitment tidak juga muncul, maka hubungan cinta jenis ini biasanya akan segera berakhir. Karena dalam hubungan cinta, commitment juga menjadi salah satu faktor penentu jalannya suatu hubungan tersebut.
            Selanjutnya akan dibahas mengenai perkawinan, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi – yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Tergantung budaya setempat bentuk dan tujuan perkawinan bisa berbeda-beda. Tetapi pada umumnya perkawinan itu eksklusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan tersebut.

A.     Bagaimana memilih pasanggan ?

            Setelah kita mengetahui tentang tujuan menikah maka Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk seumur hidup dan selama-lamanya sampai akhir hayat. Seseorang yang akan menikah hendaknya memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang muslim sudah menjatuhkan pilihan kepada pasanggannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya.
            Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya, demikian pula pria yang menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.

B.     Seluk beluk hubungan dalam pernikahan

            Inilah puncak dari segalanya, setelah melewati masa pacaran dengan baik. Dengan saling mengikrarkan janji suci untuk sehidup semati baik dalam sehat maupun sakit, dalam keadaan kaya ataupun miskin dan hanya maut yang dapat memisahkan mereka. Tahap ini dimulainya sebuah babak baru, relasi yang ditandai dengan munculnya komitmen tanpa syarat untuk saling mencintai dan memiliki. Kalau tahap perkenalan merupakan sebuah pintu gerbang menuju ke tingkat pacaran, maka tahap pernikahan merupakan puncak dari tingkat hubungan paling akrab dan mulia yang dilakukan.

C.     Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan  

            Dwan J. Lipthrott, LCSW mengatakan bahwa ada 5 tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Bisa jadi antara pasangan suami-istri yang satu dengan yang lainnya memiliki waktu berbeda saat menghadapi melalui tahapannya.
·         Tahap 1 : Romantic Love, tahap ini adalah saat pasangan merasakan gelora cinta yang begitu besar.
·         Tahap 2 : Dissapointment of Distress, di tahap ini pasangan suami-istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa amarah dan  kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya.
·         Tahap 3 : Knowledge and Awareness , bahwa pasangan suami-istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya.
·         Tahap 4 : Transformation, Suami-istri pada tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya.
·         Tahap 5 : Real Love, pada tahap ini pasangan suami-istri akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangannya.

D.     Perceraian dan pernikahan kembali

            Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara suami-istri yang dalam hal ini adalah cerai hidup yang disebabkan oleh kegagalan suami atau istri dalam menjalankan obligasi peran masing-masing. Dimana perceraiaan dipahami sebagai hasil akhir dari ketidakstabilan perkawinan antara suami-istri yang selanjutnya hidup secara terpisah dan diakui secara sah berdasarkan hukum yang berlaku.
estabilan keluarga tampak lebih kondusif berlangsung dalam pola perkawinan kedua dan ketiga dimana posisi istri mulai berkembang menjadi pelengkap suami dan teman yang saling membantu dalam mengatur kehidupan bersama. Sementar itu hal sebaliknya dapat terjadi pada pola perkawinan equal partner. Pengakuan hak persamaan kedudukan dengan pria menyebabkan semakin tidak tergantungnya istri pada suami. Istri mendapat dukungan dan pengakuan dari orang lain karena kemampuannya sendiri dan tidak dikaitkan dengan suami.

E.     Single Life

           Siapapun pasti mendambakan memiliki hubungan yang langgeng dan adem ayem dalam hidupnya. Namun terkadang kehidupan tidak melulu berisi dengan hal-hal indah saja, tetapi kadangkala kepahitan pun datang. Kebanyakan orang menilai dengan berakhirnya masa pernikahan bahagia, maka kehidupan berakhir. Menjadi sendiri lagi bukanlah akhir dari segalanya. Termasuk menjadi single parent untuk anak-anak tercinta, justru ini merupakan sebuah awal babak baru kehidupan.


Refrensi :

ü  Id.wikipedia.org/wiki/perkawinan
ü   http://hendriyana.abatasa.co.id
ü   http://www.psychologymania.com
ü  http://m.tabloidnova.com
ü  http://pemulihanjiwa.com/teori-teori-hubungan-interpersonal-2.html
ü  http://whatsupdee.blogspot.com/p/model-hubungan-interpersonal.html
ü  Nasution, Noehi dkk. 1992. Psikologi pendidikan. Jakarta: Depdikbud
ü  Payitno, Elida. 1991. Psikologi perkembangan. Jakarta: Depdikbud.
ü  Wirawan, Sarlito S. 2002. Individu dan teori-teori psikologi social. Jakarta: Balai Pustaka
ü  Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice hall
ü  Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
ü  eprints.undip.ac.id/10947/1/SKRIPSI.pdf
ü  www.psikologi.org
ü  Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
ü  Schneiders, A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Rinehart & Winston.
ü  Sarwono, W, Sarlito. 2010. Psikologi Remaja. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
ü  S, Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offse : Bandung.
ü   http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
ü   http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-penyesuaian-diri.html
ü   http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-penyesuaian-diri.html
ü  http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-konsep-diri.html

ü  http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-penyesuaian-diri-definisi.html