YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Sunday, April 28, 2013

Tulisan 2


       I.            Pengertian Stress
            Kita semua pasti pernah mengalami stress, tetapi sebenarnya stress itu tidak terlalu buruk. Stress dalam tingkat yang sedang perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada dan membantu orang melakukan penyesuaian. Hidup yang serba tenang itu menjemukan. Dalam ketenangan yang menjemukan itu orang misalnya menonton film yang Ia sukai untuk mengatasi kondisi yang menjemukan ini. Sistem syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa berfungsi dengan baik.
            Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. J.P. Chaplin dalam kamus lengkap Psikologi mendefinisikan stress sebagai suatu keaadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang diakibatkan karena stress, disebut strain.

            Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

            Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.

Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
·         Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. 

·         Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.

            Menurut Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah merupakan badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres bukanlah konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap reaksi organisme terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai oleh kelainan perilaku dan kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian Mason (1976 ) menunjukkan bahwa terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap stresor fisik yang berbeda.

            Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.

Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
·         Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor. 
·         Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
·         Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
            Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positif, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.

    II.            Arti Penting Stress
Efek-efek stress menurut Hans Selye :
Ø  Local Adaptation Stres
Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Ø  Karakteristik dari LAS :
·Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
·Respon bersifat adaptif; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
·Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
·Respon bersifat restorative.
Ø  General Adaptation Syndrom
Selye (1983) menyatakan munculnya sindrom adaptasi umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut :
·         Tahap peringatan (Alarm Stage)
·         Tahap reaksi awal tubuh dalam menghadapi berbagai stressor. Tubuh tidak dapat bertahan pada tahapan ini dalam jangka waktu lama.
·         Tahap Adaptasi atau Eustres (Adaptation Stage). Tahap dimana tubuh mulai beradaptasi dengan adanya stres dan berusaha mengatasi serta membatasi stresor. Ketidakmampuan tubuh beradaptasi mengakibatkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit.
·         Tahap Kelelahan atau distres (Exhaution Stage). Tahap dimana adaptasi tidak dapat dipertahankan karena stres yang berulang atau berkepanjangan sehingga berdampak pada seluruh tubuh.
Efek lain seperti efek fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
·         Nyeri dada
·         Insomnia atau tidur masalah
·         Nyeri kepala Konstan
·         Hipertensi
·         Tukak

 III.            Tipe-tipe Stress  
            Bayi, anak-anak dan dewasa semua dapat mengalami stres. Sumber stres  bisa berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas sosial (Alloy, 2004). Menurut Maramis (2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu frustasi, konflik, tekanan, dan kecemasan.

·         Frustasi timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang, misalnya apabila ada perawat puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3 AKPER program khusus puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya dan sebagainya. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).

·         Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :

a. Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif  yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.

b. Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar pernikahan, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.

c. Approach-avoidance conflict, merupakan situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok.

·         Tekanan adalah suatu keadaan yang menekan atau suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami individu dalam suatu kondisi.

·         Kecemasan merupakan respon yang paling umum terhadap suatu stressor. Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan seperti; kuatir, prihatin, tegang, dan takut yang dialami oleh semua manusia tetapi dengan kadar dan tingkatan yang berbeda-beda.

 IV.            Sympton Reducing Respon Stress
·         Respon terhadap stress menyangkut defense mechanism

            Strategi terfokus emosi sudah memiliki sejarah panjang dalam literatur psikoanalisis Sigmund Freud. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan untuk menyebutkan strategi yang tidak disadari, yang digunakan untuk mengatasi emosi negatif. Stretegi tersebut tidak mengubah situasi stress, melainkan hanya bertujuan untuk mengubah cara menghayati atau memikirkan situasi. Jenis-jenis defense mechanism, yaitu:
ü  Represi, merupakan mekanisme pertahanan yang paling dasar dan paling penting. Dalam represi, impuls dan memori yang menimbulkan rasa malu, rasa bersalah atau sikap mencela diri sendiri, ditekan atau direpresi masuk ke alam bawah sadar.
ü  Rasionalisasi, yaitu bertindak dengan menggunakan motif yang dapat diterima secara logis atau sosial, sedemikian rupa sehingga tampaknya bertindak secara rasional.
ü  Pembentukan Reaksi, yaitu terjadi ketika orang melakukan perbuatan yang sebaliknya dari motif sesungguhnya.
ü  Proyeksi, adalah perilaku seseorang yang menutupi kualitas perilakunya yang tidak layak atau kurang baik, kemudian memproyeksikan kualitas tersebut pada orang lain.

·         Strategi coping yang spontan mengatasi stress

            Strategi menghadapi stres antara lain dengan mempersiapkan diri menghadapi stresor dengan cara melakukan perbaikan diri secara psikis atau mental, fisik dan sosial. Perbaikan diri secara psikis atau mental yaitu dengan pengenalan diri lebih lanjut, penetapan tujuan hidup yang lebih jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara fisik dengan menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang baik, olahraga teratur, istirahat yang cukup. Perbaikan diri secara sosial dengan melibatkan diri dalam suatu kegiatan, acara, organisasi dan kelompok sosial. Mengelola stres merupakan usaha untuk mengurangi atau meniadakan dampak negatif stresor.


Refrensi
ü  Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.




No comments:

Post a Comment